Dalam pembahasan mengenai cara Warren Buffett menentukan saham, Anda tahu sesungguhnya salah satu saran dia ialah menentukan saham yang undervalued atau saham yang harga jualnya di pasar lebih rendah dibandingkan nilai intrinsiknya.
Sebelum Anda memilih saham apa saja yang sedang undervalued, tentunya Anda harus tahu apalagi dahulu perihal apa itu nilai intrinsik dan bagaimana cara menghitungnya berikut ini untuk lalu ketimbang harga pasar saham tersebut.
Apa itu Nilai Intrinsik Pada Saham
Sederhananya, nilai intrinsik yakni nilai dari faktor-aspek yang membangun mutu sebuah barang. Misalnya, saat Anda membeli sepasang baju. Nilai intrinsik dari baju tersebut yaitu mutu kain, kerapian jahitan, versi baju dan faktor lain yang mampu menciptakan baju tersebut tampak buruk atau cantik dimata Anda.
Dalam konteks saham, nilai ini ialah nilai gabungan dari aspek-aspek yang membangun mutu sebuah perusahaan sehingga saham perusahaan tersebut tampak cantik atau jelek dimata Anda selaku seorang investor. Faktor-aspek tersebut mampu jadi ialah aspek yang mampu dihitung seperti, laba atau utang perusahaan atau faktor yang tidak bisa dijumlah seperti jenis bisnis perusahaan.
Oleh alasannya adalah itu, tidak heran kalau besar kecilnya nilai ini sangat tergantung dengan bagaimana cara penanam modal menyaksikan kualitas perusahaan tersebut baik dari sisi kuantitas keuangan maupun mutu.
Rumus Nilai Intrinsik Saham
Menurut laman Investopedia, bergotong-royong tidak ada rumus nilai intrinsik saham yang pasti mengenang aneka macam aspek yang non-keuangan yang tetap harus dipertimbangkan oleh seorang penanam modal dalam menganggap baik buruknya sebuah saham.
Namun, salah satu rumus yang seringkali digunakan dalam menjumlah nilai ini yakni Discounted Cash Flow Formula. Rumus ini memperhitungkan kesempatannilai keuntungan investasi yang mampu ditemukan oleh seorang investor dalam beberapa tahun kedepan dengan mempertimbangkan nilai diskonto. Nilai diskonto adalah nilai yang potensial meminimalkan nilai keuntungan investasi menurut prinsip time value of money.
Dalam hal investasi, nilai diskonto ini bisa berlainan-beda tergantung variabel diskonto yang dijadikan contoh. Perusahaan yang ingin berbelanja mesin baru dengan dana tunjangan misalnya akan menjadikan suku bunga bantuan selaku nilai diskonto. Bagi investor yang sedang menganggap valuasi nilai intrinsik perusahaan, lazimnya variabel diskonto yang dipertimbangkan yaitu tingkat inflasi.
Berikut ini rumus nilai intrinsik saham dengan menggunakan tata cara Discounted Cash Flow Formula:

CF= Tingkat laba investasi yang dibutuhkan oleh penanam modal dalam tahun ke-1 (CF1), tahun ke-2 (CF2) sampai tahun ke n (CFn).
r= Tingkat diskonto (inflasi).
Meskipun tampak gampang, menjumlah nilai intrinsik saham dengan menggunakan sistem ini memiliki beberapa kekurangan diantaranya:
- Investor dituntut untuk bisa memprediksi nilai laba investasi di kala depan secara sempurna. Padahal nilai laba investasi ini sangat bermacam-macam tergantung dengan keadaan pasar, perekonomian secara umum dan kesanggupan manajemen perusahaan tersebut dalam mengorganisir aset.
- Tingkat diskonto kerap kali tidak konstan. Biasanya yang dijadikan variabel teladan nilai diskonto yakni tingkat suku bunga, tingkat inflasi dan cost of capital. Nilai ketiga variabel ini kerap kali berubah tergantung perjanjian perlindungan (suku bunga), dan perekonomian.
- Metode ini masih belum memperhitungkan aspek penting lain seperti, peluangbisnis perusahaan, efektivitas kinerja perusahaan, kompetensi dan kredibilitas administrasi perusahaan dan lain sebagainya.
Contoh Menghitung Nilai Intrinsik Saham
Berikut ini acuan penghitungan nilai intrinsik saham dengan sistem Discounted Cash Flow Formula:
Diketahui:
Bapak Adi ingin membeli saham perusahaan B dan memegangnya selama 10 tahun sebab perusahaan B setiap tahun selalu membagikan dividen. Dengan ekspektasi nilai inflasi tidak lebih dari 4% dan nilai total dividen yang dibutuhkan oleh Pak Adi dari perusahaan B sebesar 1374 rupiah per lembar, maka berapakah nilai intrinsik perusahaan B berdasarkan penghitungan Pak Adi?
Dijawab
Dari soal cerita di atas, maka data penghitungan nilai intrinsik perusahaan B ala Pak Adi mampu dituliskan sebagai berikut:
Tahun | Inflasi | Dividen |
1 | 4% | 100 |
2 | 4% | 115 |
3 | 4% | 125 |
4 | 4% | 131 |
5 | 4% | 136 |
6 | 4% | 130 |
7 | 4% | 140 |
8 | 4% | 117 |
9 | 4% | 180 |
10 | 4% | 200 |
Dengan rumus:

Maka dikenali sebenarnya nilai intrinsik saham dan perusahaan B menurut Pak Adi ialah sebesar 1.093,56 rupiah per lembar. Dengan demikian, seharusnya Pak Adi berbelanja saham perusahaan B saat harganya masih di bawah 1.093,56 rupiah.
Tips Menghitung Nilai Intrinsik Saham
1. Pahami versi bisnis perusahaan
Tips yang pertama ialah pahami model bisnis suatu perusahaan. Buffett sendiri pernah berkata bahwa hanya akan berinvestasi ke sebuah perusahaan yang mekanisme usahanya telah ia ketahui.
Ini artinya, jikalau Anda kepincut berinvestasi di suatu perusahaan dan ingin menghitung nilai intrinsiknya, pahami dahulu bagaimana cara kerja bisnis perusahaan tersebut dengan cara tahu produknya apa, siapa basis pelanggan dan supliernya dan lain sebagainya.
2. Kumpulkan data keuangan perusahaan lebih dari 5 tahun
Tips yang kedua yakni menghimpun data keuangan perusahaan selama lebih dari 5 tahun. Tujuannya ialah biar Anda bisa menyaksikan konsistensi kinerja perusahaan tersebut dengan lebih baik. Tentu konsistensi kinerja ini akan menjadi salah satu nilai tambah dalam menghitung nilai intrinsik perusahaan tersebut.
Data keuangan yang dikumpulkan bisa ROE, ROA, DER, DAR dan lain sebagainya tergantung dengan hal yang ingin Anda analisis. Misalnya, Anda ingin menganalisis kesanggupan perusahaan dalam mengelola aset jadi laba, maka yang digunakan yaitu ROA dan seterusnya.
3. Memahami analisis mendasar
Tips yang kedua pasti tidak akan mampu Anda lakukan kalau Anda tidak memahami apa itu analisis fundamental alasannya analisis ini sangat terkait dengan indikator keuangan dan interpretasinya. Selain indikator keuangan yang sudah disebutkan di atas, ada banyak lagi indikator keuangan yang perlu Anda pahami. Sekarang Anda mampu mempelajari analisis mendasar ini dari berbagai sumber yang tersedia di internet mulai dari website, podcast sampai buku.
Perlu juga kiranya Anda memahami bagaimana cara menjumlah variabel tersebut menggunakan software spreadsheet. Sebab, tentu akan membosankan dan rawan eror kalau Anda mengkalkulasikan banyak data secara manual.
4. Terus berlatih, mencar ilmu dan disiplin
Terakhir, tidak ada yang instan dalam menjangkau laba dengan cara mendasar seperti ini. Warren Buffett sendiri perlu mengenyam pendidikan magister dan praktik eksklusif selama berpuluh-puluh tahun sebelum hasilnya mampu memperlihatkan nasehat kepada para investor seperti dikala ini.
Tanpa kedisiplinan, bisa jadi investasi yang ia kerjakan tidak akan bertahan menghadapi Krisis Moneter 1997-1998, Krisis Keuangan 2008 atau tidak akan bertahan menghadapi godaan investasi pada perusahaan yang kurang kredibel.
Singkatnya, untuk mengenali nilai intrinsik suatu saham dengan akurat diperlukan kesanggupan analisis fundamental yang baik, latihan yang mendalam serta tingkat kedisiplinan yang tinggi.