Apa yang ada di benakmu dikala mendengar ‘batik’? Mungkin kebanyakan dari kita langsung berpikir tentang pakaian ataupun kerajinan yang terbuat dari kain asli Indonesia.
Batik yang bernilai seni memiliki beragam macamnya, contohnya batik tulis dan batik cap. Selain itu, batik dari beberapa kota di Indonesia juga memiliki namanya masing-masing.
Ada Batik Parang, Batik Mega Mendung, Batik Lasem, Batik Sekar Jagad, dan masih banyak lagi yang lainnya. Salah satu motif yang hendak dibahas kali ini adalah batik Truntum dari Solo.
Motif batik Truntum ini yakni bintang-bintang serta terdapat bunga tanjung kecil di sampingnya. Motif ini mempunyai arti tersendiri dan memiliki dongeng di baliknya.
Baca juga: Tari Topeng Kelana, Kesenian Khas Cirebon yang Menyimpan Makna
Kisah ketulusan cinta Kanjeng Ratu Kencana terhadap Sunan Pakubuwana III

(foto: mapio)
Di balik indahnya motif batik Truntum, terdapat suatu kisah yang cukup mengharukan.
Kisah cinta yang tiba dari abad ke-18 ini mengisahkan perihal kesetiaan Kanjeng Ratu Kencana, yang merupakan permaisuri dari Sunan Pakubuwana III dari keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
Dikisahkan bahwa Kanjeng Ratu Kencana merasa cemburu sebab kehadiran selir gres di kerajaan.
Sunan Pakubuwana III pada dikala itu menjadi sibuk dan hanya memerhatikan selir baru sampai melewatkan Kanjeng Ratu Kencana.
Kehadiran selir baru ternyata betul-betul menguras perhatian Sunan Pakubuwana III sehingga Kanjeng Ratu Kencana merasa mirip ‘terbuang’.
Hingga pada suatu malam, Ratu Kencana menyendiri dan memandang bintang-bintang di langit sambil melaksanakan sesuatu.
Motif batiknya bernilai keindahan yang mewakili ketulusan dari Kanjeng Ratu Kencana

(foto: wikipedia)
Untuk mengisi kekosongan hati dan mengusir rasa kesepian, Kanjeng Ratu Kencana melukis bintang-bintang tersebut di atas kain mori.
Warna dasarnya yaitu biru gelap sebagai istilah langit di malam hari, tempat bintang-bintang bertaburan. Dari situlah motif Batik Truntum tercipta.
Kanjeng Ratu Kencana terus membatik setiap malam, sampai Sunan Pakubuwana III mengenali hal tersebut.
Sunan Pakubuwana III mengetahui betapa kesepiannya Kanjeng Ratu Kencana sebab tidak menerima perhatian sama sekali.
Saat itu, Sunan Pakubuwana III merasa terharu sekaligus merasa bersalah kepada istrinya. Ia pun meminta maaf atas kekhilafannya dan menyadari betapa Ratu Kencana begitu tulus mencintainya.
Dari cerita itulah diartikan bahwa motif batik Truntum memiliki nilai keindahan yang mewakili ketulusan dari Ratu Kencana serta kesetiaannya pada Sunan Pakubuwana III.
Baca juga: Menelusuri Batu Rusia, Bukti Geologis di Pulau Terluar Indonesia
Sebagai simbol cinta dan kasih sayang pengantin yang hendak memulai berumah tangga

(foto: pinterest)
Truntum berasal dari kata tumaruntum dari bahasa Jawa yang memiliki arti tumbuh meningkat atau bisa diartikan berkembang kembali.
Seperti namanya, batik ini menggambarkan cinta Sunan Pakubuwana III yang bersemi kembali sehabis mengenali bahwa Ratu Kencana melukis motif batik Truntum ini dengan penuh cinta.
Di balik kisah yang cukup mengharukan, batik ini memiliki nilai filosofis yang mempunyai arti simbol cinta dan kasih sayang terhadap pasangannya.
Dalam konteks akad nikah pun motif batik ini menggambarkan nilai filosofis kesetiaan pasangan dan cerita cinta yang abadi ketika nanti sang pengantin memulai kehidupan rumah tangga.
Juga digunakan oleh orangtua untuk menularkan cinta kasih kekal kepada anaknya

(foto: okezone)
Pada hari ijab kabul, orangtua mempelai yang mengenakan motif batik Truntum ini juga menggambarkan kasih sayang yang ikhlas, murni, serta awet kepada belum dewasa yang mau membangun keluarga.
Para orangtua yang mengirimkan mempelai mengenakan batik Truntum berharap dapat ‘menularkan’ cinta kasih yang kekal terhadap mempelai yang mau memulai kehidupan baru mereka.
Begitulah cerita romantis serta mengharukan dibalik motif kain batik Truntum ini. Selain memiliki dongeng romantis dibaliknya, makna filosofis yang terkandung pun begitu indah dan memiliki arti.
Apakah kau tertarik untuk memiliki batik ini? Atau mungkin saja kamu kepincut akan mengenakan batik Truntum di hari-hari sakral seperti pernikahan?