KichanHelp.com – Buat Kamu yang belum punya rencana perbaikan keuangan di tahun 2022 ini, beberapa poin resolusi berikut ini bisa diterapkan. Catat, buat komitmen, kemudian lakukan.
Pandemi Covid-19 yang bergulir dalam dua tahun ke belakang, diakui membuat banyak orang hidup dalam ketidakpastian. Salah satunya terkait dengan masalah keuangan. Karena pandemi, berbagai rencana yang sudah dirancang dan disusun sesempurna mungkin, akhirnya pupus di tengah jalan.
Awal tahun 2022 akhirnya jadi waktu Kamu untuk menata dan berhitung ulang dalam masalah keuangan. Meski dalam pemberitaan bahwa penyebaran varian virus baru masih berlangsung, namun pandemi bisa dikatakan sudah mereda. Pembatasan sosial sudah mulai dikurangi. Terbukti dengan pemberlakuan PTM (pembelajaran tatap muka) 100% untuk sekolah di beberapa daerah.
Momen ini jadi langkah awal yang baik. Jadi, Kamu yang sempat menghadapi periode keuangan buruk di tahun-tahun sebelumnya, maka kini adalah momen untuk bangkit dan melakukan komitmen mencapai tujuan finansial kembali.
Berikut ini adalah beberapa poin resolusi yang bisa diwujudkan agar di tahun 2022 ini Kamu bisa meraih kembali kematangan finansial yang sempat tertunda.
Kumpulkan lagi dana darurat
Kenapa ada kata “lagi” dalam poin di atas? Sebab, mungkin saja ketika dua tahun pandemi kemarin, dana darurat yang sudah Kamu kumpulkan sebelumnya akhirnya harus terpakai untuk menutupi kebutuhan finansial.
Kamu adalah seseorang yang mengalami kondisi buruk akibat dampak pandemi. Mulai dari sakit, krisis utang, pendapatan bisnis menurun, kehilangan pekerjaan, dan lain sebagainya. Meski menyakitkan, namun kondisi-kondisi itu akhirnya mengajarkan Kamu tentang kemungkinan-kemungkinan buruk akibat hal yang tidak terduga.
Bahkan, karena kondisi buruk tersebut Kamu akhirnya bisa belajar dan meyakini tentang pentingnya sebuah dana darurat. Yaitu dana yang bisa dipakai oleh Kamu ketika mengalami kondisi buruk atau keadaan mendesak.
Karena itu, mengawali tahun 2022 ini, komitmen pertama yang mesti Kamu lakukan adalah mengumpulkan kembali dana darurat yang kemarin terpakai, atau bahkan habis. Secara teori, sederhananya Kamu cukup menyisihkan 10 persen dari penghasilan Kamu dalam satu bulan.
Kemudian dana yang disisihkan tersebut wajib dipisahkan dalam satu rekening khusus yang tidak tersentuh. Sebab jika tidak dipisah atau dimasukkan ke rekening yang digunakan untuk pengeluaran sehari-hari, maka Kamu pun bisa tergoda untuk menggunakannya.
Supaya aman, selanjutnya Kamu pun wajib memiliki target nominal dana darurat yang harus dikumpulkan. Teorinya adalah disesuaikan dengan pengeluaran pokok yang dihabiskan Kamu setiap bulan.
Jika Kamu belum menikah, idealnya minimal dana darurat yang dikumpulkan berjumlah 3 kali pengeluaran pokok per bulan. Namun jika Kamu sudah menikah, apalagi sudah memiliki anak, maka minimal dana darurat yang dimiliki adalah 9-12 kali pengeluaran pokok per bulan. Cukup menantang, bukan?!
Hitung dan kalkulasi utang
Secara teori, ada utang produktif dan ada utang konsumtif. Definisi utang produktif adalah utang yang dilakukan untuk pembelian barang atau aset yang produktif. Maksudnya, barang atau asset yang Kamu beli nilainya semakin hari semakin naik bahkan bisa menambah penghasilan.
Utang ini biasanya berupa cicilan untuk pembelian rumah melalui KPR (Kredit Pemilikan Rumah), cicilan untuk menambah modal dan mengembangkan usaha melalui Kredit Usaha, atau cicilan Kredit Modal Kerja.
Sebaliknya, definisi utang konsumtif adalah utang yang berbentuk cicilan untuk membeli barang yang suatu saat nilainya turun. Misalnya kredit mobil baru, cicilan barang elektronik, cicilan kartu kredit untuk belanja kebutuhan sehari-hari.
Memang, karena godaan keinginan, Kamu pun terkadang sulit untuk menghindari utang konsumtif. Namun di sinilah kebijaksanaan Kamu terhadap keuangan mesti dibuktikan. Stop untuk membeli dan mencicil barang atau benda yang tidak dibutuhkan. Bahkan hanya karena alasan gengsi.
Komitmen Kamu di tahun ini adalah memperbaiki keuangan, bukan menambah beban. Usahakan untuk menutup kredit yang lama sebelum ada keinginan untuk membuka kredit baru. Apalagi kredit tersebut masuk kedalam utang konsumtif.
Jika Kamu pebisnis atau pemilik usaha, maka melakukan pinjaman modal usaha untuk pengembangan bisnis bisa menjadi prioritas. Dengan resolusi bisnis yang dirancang penuh perhitungan, suntikan tambahan modal bisa membuat bisnis Kamu maju dan berpotensi mendapatkan tambahan penghasilan.
Hitung dan kalkulasi anggaran
Kamu sudah berkomitmen kumpulkan dana darurat dan mengelola utang. Dua langkah itu bisa menjadi awal yang baik. Namun, bagaimana Kamu mengatur keuangan untuk kebutuhan lainnya, misalnya kebutuhan sehari-hari atau tagihan tetap seperti tagihan listrik, air, dan lainnya.
Kamu mesti tahu kemana saja uang Kamu mengalir. Karena itu, Kamu butuh rencana anggaran yang bisa mencatat semua daftar pengeluaran bulanan. Cicilan atau tagihan itu yang paling penting.
Setelah punya daftar tersebut, Kamu bisa memilah. Mana pengeluaran wajib yang jadi pengeluaran tiap bulan, mana bujet yang dibutuhkan untuk pengeluaran pribadi. Jadi, lewat daftar ini setiap alokasi pengeluaran Kamu bisa diketahui. Kamu pun bisa merasa aman dengan keuangan yang dimiliki.
Jangan lupa investasi
Setelah mengetahui setiap alokasi dana dari keuangan yang Kamu miliki, jika memungkinkan, mulailah untuk berinvestasi. Jika sebelumnya Kamu sudah memiliki poin ini, maka pikirkan untuk menambah instrumen investasi yang dimiliki.
Pilihannya banyak. Bahkan saat ini tersedia berbagai teknologi platform investasi yang bisa memudahkan Kamu untuk memilih instrumen dan mengatur jumlah kocek yang bisa diinvestasikan. Ragam investasinya bisa berupa deposito, emas, saham, reksa dana, kripto, dan lainnya.
Harus disadari, setiap investasi tidak selalu menguntungkan. Sebab itulah Kamu wajib mempelajari masing-masing jenis investasi tersebut, dari keuntungan hingga risikonya. Pilih jenis investasi yang sesuai dengan profil Kamu.
Apakah Kamu termasuk investor konservatif yang hanya mau memilih investasi yang aman dan minim risiko. Contohnya seperti reksa dana, deposito, atau emas. Atau, Kamu termasuk investor agresif yang selalu mengejar investasi yang memiliki keuntungan cepat dan besar seperti saham atau kripto. Semua punya kelebihan dan kekurangan.
Usahakan ada penghasilan tambahan
Poin ini penting bagi Kamu yang hanya bekerja sebagai karyawan. Tapi tidak menutup kemungkinan juga bisa dilakukan bagi Kamu yang merupakan pebisnis. Di zaman internet seperti saat ini, banyak celah penghasilan tambahan yang bisa dilakukan.
Misalnya dengan bekerja paruh waktu (freelance) yang dilakukan secara online. Jika Kamu memiliki hobi dan berbagi informasi tentang hobi Kamu tersebut, Kamu bisa menulis blog atau membuat video yang bisa diunggah ke Youtube. Kamu bisa juga menjadi reseller atau dropshipper melalui situs belanja online.