Nabi Sulaiman yaitu salah satu nabi yang mendapatkan mukjizat yang istimewa. Salah satu mukjizatnya yakni kemampuan untuk bicara dengan hewan.
Mukjizatnya tidak dimiliki insan lain di tampang bumi. Selain bicara dengan binatang, Ia juga diberi kesanggupan khusus untuk mengontrol angin.
Baca juga: Akibat Kurang Bersyukur, Negeri Saba’ yang Makmur Akhirnya Binasa
Dapat menaklukan angin yang dapat menjinjing ke negeri lain

(foto: artranked)
Baginya, hembusan angin ribut yaitu gejala dari kebesaran Allah SWT yang bisa dikendarai.
Firman-Nya dalam surat Al-Anbiya: 81 telah menjelaskan angin yang ditugaskan untuk membawanya ke suatu negeri.
“Dan (telah Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang begitu kencang hembusannya, yang bertiup dengan kendalinya ke suatu negeri yang Kami berkati. Dan Kami Maha Mengetahui atas segala sesuatu.”
Ia mampu memberi perintah dan mengontrol angin menuju ke manapun, mampu pergi dengan segera dari satu negeri ke negeri lain.
Ada banyak hal yang mampu dibawa melalui angin, mulai dari manusia, hewan-hewan, jin, alat-alat, atau bahkan istana.
Perjalanannya dengan angin semenjak pagi hingga siang hari seperti perjalanan satu bulan dengan binatang unta.
Jika dipikir dengan akal manusia biasa, mukjizatnya memang tidak terbayangkan. Selain disebutkan dalam Alquran, kisahnya juga disampaikan dalam Qashash Al Anbiya.
Pernah menghentikan pasukannya sejenak biar tidak menginjak semut

(foto: pinterest)
Nabi Sulaiman meneruskan kerajaan di Bani Israil setelah ayahnya, yakni Nabi Daud wafat. Banyak hikmah yang bisa diambil dalam cerita Nabi Sulaiman.
Kisahnya yang mampu berbicara dengan kalangan binatang diabadikan di dalam Alquran. Contohnya ketika Nabi Sulaiman mampu mendengar percakapan semut di dalam surat An-Naml:18.
“Sampai kalau mereka datang di Lembah Semut, seekor semut berkata, ‘hai semut-semut, masuklah kalian ke sarang-sarangmu, supaya tidak diinjak Sulaiman dan bala tentaranya, sedang mereka tidak menyadarinya’.”
Nabi Sulaiman dan pasukannya yang sedang melintasi jalan pernah berhenti secara tiba-tiba. Pasukannya mengajukan pertanyaan-tanya, ternyata berhenti sejenak supaya tidak menginjak semut.
Baca juga: Kisah Ratu Balqis, Wanita Tangguh Ahli Diplomasi dari Negeri Saba’
Menerima berita penting dari burung hud-hud perihal ratu dari negeri Saba’

(foto: pinterest)
Sementara itu, dongeng Nabi Sulaiman dengan sekawanan burung hud-hud juga diangkut di surat An-Naml: 20-27.
Sebelumnya memang Nabi Sulaiman menghimpun bala serdadu dari kelompok manusia, jin, dan hewan yang berbaris rapi.
Ketika barisan burung diperiksa, beliau kaget alasannya adalah burung hud-hud tidak kunjung timbul. Ia akan menghukum hud-hud atau bahkan disembelih bila tidak merapat di barisan.
Tapi hukumannya tidak berlaku bila burung hud-hud datang dengan alasan terperinci. Tidak usang berselang, burung hud-hud datang di hadapannya dengan menenteng info penting.
Bahwasanya si burung hud-hud nyaris kesasar di suatu kerajaan di negeri Saba’ yang dipimpin seorang perempuan handal berjulukan Ratu Balqis.
Menyampaikan surat perintah terhadap Ratu Balqis agar bersedia menghadap

(foto: pinterest)
Bagian dongeng dengan burung hud-hud dan Ratu Balqis cukup sering diceritakan.
Nabi Sulaiman ingin tahu benarkah Ratu Balqis dan rakyatnya menyembah matahari. Diutuslah burung hud-hud memberikan surat untuk Ratu Balqis untuk menghadap.
Meskipun merasa terancam, Ratu Balqis memilih jalan damai dan diplomasi dengan memberi kado istana kepada Nabi Sulaiman.
Melalui burung hud-hud pula ia mendengar rencana Ratu Balqis. Karena kado istana ditolak, Ratu Balqis berdamai dan memenuhi perintah untuk menghadap Nabi Sulaiman.
Di segi lain, beliau yang juga punya kemampuan berkomunikasi dengan golongan jin pun meminta semoga Jin Ifrit memindahkan istana Ratu Balqis ke tempat Nabi Sulaiman.
Dengan catatan, istana harus telah berpindah sebelum Ratu Balqis menghadap.
Karena melihat keajaiban di Istana Nabi Sulaiman, Ratu Balqis ditakdirkan menerima kesadaran untuk mengakui kecerdikan Nabi Sulaiman dan tidak lagi menyembah matahari.