Pernahkah kamu mendengar cerita wacana presiden yang menjalani hidup sangat sederhana? Seperti Jose Mujica mantan presiden Uruguay tahun 2010-2015, yang dikenal selaku presiden yang termiskin di dunia.
Gaya hidup maupun kebijakan-kebijakannya sering jadi sorotan. Daripada tinggal di istana presiden, ia menentukan rumahnya sendiri yang akrab lahan pertanian.
Di balik kesederhanaannya, 90 persen gajinya senantiasa disumbangkan untuk acara amal.
Baca juga: Agama Zoroaster, Kepercayaan Monoteis Pertama di Dunia yang Masih Eksis
Sering menjadi sorotan media sebab gaya hidup yang dijalaninya

(foto: theguardian)
Nama Jose Mujica sepertinya masih menjadi sosok yang mengukir sejarah tersendiri di negaranya, Uruguay. Sejak lahir di Montevideo tanggal 20 Mei 1935 dengan nama lengkap José Alberto Mujica Cordano, sepanjang kehidupannya tidak lepas dari sorotan media.
Yang paling banyak dibahas yakni saat beliau menjadi presiden, namun kehidupan dan penampilannya sungguh sederhana. Tidak cuma sederhana, bahkan tinggalnya di rumah pertanian, bukan di istana kepresidenan.
Ketika sakit dan butuh berobat ke rumah sakit, dia juga ikut mengantre di kawasan duduk bersama pasien lainnya. Hanya alasannya adalah pernah menjadi orang penting, beliau tidak menggunakan jasa dokter langsung.
Menjalani hidup sederhana dan punya pandangan berlainan tentang kemiskinan

(foto: theguardian)
Dalam beberapa peluang ketika dihadiri media, dia duduk di bangku kayu, memakai sandal, dan terlihat kalem. Di sekelilingnya ada perabot rumah sederhana, buku, dan patung Che Guevara.
Berbagai pihak di dunia hampir semua setuju bahwa dia menjalani hidup miskin sekaligus radikal. Penampilannya pun sangat jauh dari kesan terhormat layaknya pemimpin negara.
Ia cuma tinggal berdua dengan istrinya dan sehari-hari berkendara dengan kendaraan beroda empat VW 1987 klasik, namun dia punya persepsi berbeda wacana kemiskinan.
Miskin baginya bukanlah yang tidak berpunya, tetapi yang senantiasa dipenuhi harapan. Harta dan jabatan yang tinggi barangkali bukan segalanya.
Baca juga: Kisah Bus 375, Legenda Urban Paling Horor dari Jalanan Kota Beijing
Kaprikornus pemimpin yang dikagumi sekaligus kontroversial alasannya adalah kebijakannya

(foto: time)
Majalah Foreign Policy dari Amerika Serikat menyebutnya ke dalam gugusan para pemikir besar lengan berkuasa di dunia pada tahun 2013. Terlepas dari sosoknya yang dikagumi, kehidupannya di periode kemudian tidak lepas dari kontroversi.
Sebelum jadi presiden, dia sempat menjadi pemimpin organisasi Tupamaros, kalangan gerilyawan yang dianggap mengancam militer Uruguay.
Karena pergerakan yang dilakukannya, beliau pernah dijatuhi hukuman selama 13 tahun penjara.
Saat itu, Uruguay masih dikuasai militer diktator antara tahun 1973-1985. Setelah final menjalani kala tahanan, ia menjalani kehidupan baru dan mengabdi kepada negara untuk memulihkan metode demokrasi.
Selama menjadi presiden pun banyak kebijakan yang mengundang protes banyak pihak, contohnya melegalkan ganja, aborsi, dan pernikahan sejenis.
Dunia masih mengenangnya sebagai sosok pemikir liberal yang inovatif

(foto: bigmir)
Sejak tahun 2013, negaranya memang menjadi yang pertama di dunia yang melegalkan pemasaran, penanaman, dan distribusi ganja.
Kebijakan kontroversial yang ditetapkannya ialah bab dari upaya pemerintah Uruguay untuk menghentikan tindak kekerasan alasannya pemakaian obat bius.
Berbagai kebijakannya lainnya juga berkonsentrasi untuk menangani kesenjangan di penduduk .
Selain menyumbangkan 90% gajinya, dia menolak duit pensiun dan menyumbangkan untuk acara sosial. Dunia masih mengenangnya sebagai sosok pemikir liberal yang kreatif, yang menorehkan kesan khusus di negaranya.
Di forum-forum internasional pun ia terkenal dengan gayanya bicara terperinci-terangan wacana banyak hal.
Kebijakan dan gaya hidupnya mungkin terlihat mengagumkan sekaligus aneh bagi orang-orang pada umumnya, namun dia tetap menjadi salah satu yang paling besar pengaruhnya di antara semua pemimpin di dunia.