KichanHelp.com – Salah satu taktik trading forex yang sering menjadikan kontroversi yakni strategi martingale. Strategi martingale pertama kali diperkenalkan oleh matematikawan asal Prancis, Paul Pierre Levy pada abad ke-18. Strategi ini banyak menyebabkan kontroversi alasannya bahkan bagi trader terlatih sekalipun, seni manajemen martingale tetap berisiko tinggi.
Lalu, apakah yang disebut dengan taktik martingale dan apa kelebihan dan kekurangannya? Mari kita simak ulasan berikut ini:
Apa itu Martingale?
Martingale yakni taktik trading yang menggunakan prinsip probabilitas sebagai kriteria utama. Asumsi dari taktik ini adalah harga sebuah instrumen tidak akan turun atau naik selamanya.
Akibatnya, trader yang memakai taktik ini akan tetap membeli (dan bahkan menggandakan pembelian) instrumen tersebut dengan cita-cita harganya akan naik hingga ke level dimana kerugian trading trader tersebut sebelumnya mampu tertutupi.

Strategi ini lebih terkenal di kalangan trader forex dibandingkan trader saham alasannya dua hal. Pertama, forex adalah instrumen yang memiliki kemungkinan lebih rendah untuk menjamah harga 0 dibandingkan saham. Perusahaan yang merilis saham bisa jadi melarat, tetapi negara yang merilis currency niscaya berpikir berkali-kali sebelum bangkrut.
Alasan yang kedua ialah trader bisa mendapatkan laba dari bunga. Dalam hal ini, trader mampu meminjam mata duit yang mempunyai suku bunga rendah untuk membeli mata duit dari negara yang memberikan suku bunga lebih tinggi.
Cara Menggunakan Strategi Martingale
Pada posisi sell
Pada posisi sell, biasanya strategi martingale dipakai oleh trader yang melaksanakan short selling, sehingga trader tersebut akan menerima laba jikalau harga instrumen terkait akan turun dan rugi kalau harganya naik.
Pada posisi ini, trader terus menjual currency miliknya bahkan ketika harga currency tersebut naik. Trader gres akan menerima laba jikalau harga currency tersebut berbalik turun. Misalnya:
Trader membuka posisi sell sebanyak 1 lot saat nilai USD sebesar 14.000,0000. Lalu, ternyata nilai currency tersebut naik sebesar 500 pips menjadi 14.000,0500. Ini artinya trader tersebut merugi sebesar 500 pips (percentage in point) (1 lot x 500 pips).
Namun alih-alih menutup posisi alasannya rugi, trader justru menambah jumlah lot yang dijual menjadi 2 lot sehingga beliau merugi sebesar 1000 pips (2 lot x 500 pips). Ternyata sehabis itu harga turun lagi menjadi 14.000,0000 (break even) sehingga trader tersebut menutup semua posisi jual dan mendapatkan untung sebesar 1000 pips.
Mengapa untung? Karena ia sukses memasarkan currency kepada trader lainnya seharga 14.000,1000 dan hanya harus mengembalikan 14.000,0000 terhadap broker.
Pada posisi buy
Berbeda dari posisi sell, trader mampu membuka posisi long ketika menggunakan taktik martingale pada posisi buy. Pada posisi ini, trader mengembangkan jumlah currency yang beliau beli sampai 2 kali lipat walaupun harganya turun dan memasarkan currency itu kembali saat total harganya sudah menutupi kerugian.
Misalnya, seorang trader berbelanja 100 dolar dengan memakai rupiah (USD/IDR) dikala nilai tukar dolar kepada rupiah sebesar 14.500. Ini artinya, dia mengeluarkan uang sebesar Rp. 1.450.000.
Ternyata nilai tukar dolar terhadap rupiah turun ke USD sama dengan 14.350 rupiah. Alih-alih memasarkan semua dolar yang dimilikinya, trader tersebut membeli dolar lagi sebanyak 100 lembar, sehingga ketika ini dia memiliki 200 USD.
Untuk kedua kalinya, harga dolar kepada rupiah turun dari 14.350 menjadi 14.200. Trader tersebut lantas membeli dolar sebanyak 200 USD, sehingga ketika ini beliau punya 400 USD di tangan.
Lalu pada sesi jual beli keempat nilai tukar dolar terhadap rupiah naik ke posisi semula menjadi 14.500. Trader tersebut lantas menjual semua dolar yang ia miliki (tutup posisi). Disini, ia memperoleh laba yang tidak cuma impas dari kerugian yang beliau derita, melainkan telah mendapatkan keuntungan.
Keuntungan yang dia peroleh:
Harga | Jumlah | Total biaya |
14.500 | 100 | 1.450.000 |
14.350 | 200 | 1.4350.00 |
14.250 | 400 | 2.850.000 |
Total biaya: 400 | 14.337,5 | 5.735.000 |
Total laba | 5.800.000 | 65.000 |
Angka 65.000 diperoleh dari hasil kurang antara 5.800.000 dengan 5.735.00.
Kelebihan Strategi Martingale
1. Potensi laba yang besar
Kelebihan yang pertama yaitu trader berpeluang untuk menerima keuntungan besar dari seni manajemen ini dan nilai keuntungannya akan kian besar jika trader melipatgandakan jumlah transaksi tradingnya. Hal ini karena trader melaksanakan trading tanpa henti sebelum kesannya menerima keuntuntungan yang dia harapkan.
2. Bisa digunakan dalam trading jangka pendek
Martingale umumnya ialah seni manajemen trading dan judi yang digunakan untuk jangka pendek saja. Oleh karena itu, seni manajemen ini cocok untuk scalping atau day trading serta mampu dipakai dalam keadaan pasar apapun termasuk kalau pasar sedang mengalami sideways.
Kekurangan Strategi Martingale
1. Modal besar
Strategi martingale memang mampu menghadirkan keuntungan setelah kerugian beruntun. Akan tetapi pertanyaannya yaitu “kapan laba tersebut akan datang?”. Hal ini mengenang bahwa dalam rancangan seni manajemen ini setiap terjadi kerugian Anda mesti melipatgandakan jumlah trading yang Anda masukkan.
Artinya, semakin usang laba tiba, maka semakin besar pula tingkat kerugian yang mesti dicover. Akibatnya, untuk menggunakan strategi ini seorang trader mesti memiliki modal yang besar supaya beliau bisa trading berkali-kali sampai mendapatkan keuntungan.
2. Spekulasi alias Judi
Aspek lain yang menjadi minus dari strategi martingale ialah adanya spekulasi atau judi. Ini alasannya alih-alih berbelanja atau menjual aset berdasarkan analisis, trader hanya memperjualbelikan aset menurut tebakan atau spekulasi belaka.
3. Efek Adiksi
Salah satu hal yang membahayakan dari strategi martingale baik dalam trading forex dan judi adalah imbas adiksi yang ditimbulkan. Trader berpotensi untuk terus mengembangkan jumlah taruhan atau jumlah modal trading-nya untuk menerima keuntungan yang dikehendaki sehingga mampu menutupi jumlah kerugiannya.
Tidak menutup kemungkinan juga, trader akan terus trading bahkan ketika dia telah menerima laba tersebut. Tujuannya yakni untuk mendapatkan rasa dari keuntungan yang sama (Medical News Today).
Akibatnya, trader bisa mengalami adiksi sehingga beliau melewatkan hal-hal lain yang tidak terkait dengan trading dan tidak bisa berhenti trading. Akibat sekundernya yakni, keadaan keuangan eksklusif dan keluarga bisa terusik dan masalah kesehatan seperti, kecemasan, stress dan lain sebagainya.
Maka dari itu, taktik martingale bukanlah taktik yang mampu diterapkan oleh trader pemula yang tidak memiliki administrasi keuangan dan emosi yang stabil. Sebaliknya, trader pengalaman pun diminta untuk mencoba teknik martingale yang aman melalui akun demo apalagi dulu.