Saam mirip bisnis pada umumnya, investasi juga memiliki potensi mengalami kerugian. Kerugian yang terjadi akhir penurunan harga saham disebut selaku cut loss. Ada beberapa taktik yang mampu dipakai oleh investor maupun trader untuk mencegah kerugian yang lebih dalam. Salah satu strategi tersebut adalah trailing stop loss.
Trailing stop loss atau TLS mempunyai sedikit perbedaan dengan stop loss dan cut loss biasa. Pahami apa itu TLS dan bagaimana cara menggunakannya dengan membaca artikel berikut ini.
Pengertian Trailing Stop Loss
Trailing stop loss yakni perumpamaan yang dipakai dalam trading saham untuk menertibkan nilai maksimum dan persentase kerugian minimum. Nilai TLS akan ikut naik bila harga naik, namun tidak akan ikut turun bila harga anjlok.
Beda TLS dengan stop loss biasa yaitu pada trailing stop, nilai minimum kerugian akan mengikuti arah kenaikan harga sedangkan pada stop loss biasa, nilai minimum kerugian tidak akan mengikuti arah pergerakan harga.
Contohnya jikalau Anda berbelanja lembar saham Rumah Sakit Siloam (SILO) dengan harga 8.500 per lembar dan Anda memutuskan batas kerugian maksimum 10%. Jika Anda memasang seni manajemen ini, maka harga minimum untuk Anda adalah 7.650 per lembar.
Ketika ini terjadi, metode pada broker sekuritas akan pribadi memasarkan saham yang Anda pegang untuk menghalangi kerugian lebih lanjut. Sebaliknya, jika harga naik sampai 9.000 rupiah per lembar, maka nilai TLS juga akan naik sampai level 8.100 per lembar. Begitupun seterusnya. Namun apabila yang dipasang ialah stop loss biasa, maka saham tersebut gres akan dijual oleh metode kalau harganya menjamah 7.650 saja.
Fungsi Trailing Stop Loss
Penggunaan fitur trailing stop loss pada saham setidaknya mempunyai dua fungsi yaitu:
1. Mencegah Kerugian Lebih Lanjut
Katakanlah Anda berbelanja saham BUKA ketika mereka baru IPO bulan Agustus kemudian dengan harga 1.060 rupiah per lembar. Saat ini, harga saham perusahaan e-commerce tersebut anjlok sampai 680 rupiah per lembar.
Apabila semenjak permulaan Anda memasang seni manajemen TLS maka saat harga menjamah 954 rupiah, sistem akan secara otomatis memasarkan saham yang Anda miliki. Dengan demikian, Anda mampu terhindar dari kerugian lebih lanjut.
Ada baiknya trader saham pemula berhati-hati dalam merespon harga di pasaran. Traling stop loss bisa menjadi senjata untuk menghalangi jumlah kerugian semoga tetap mampu melaksanakan trading di waktu lain.
2. Mengamankan Keuntungan
TLS juga mampu membantu Anda untuk mengamankan laba yang Anda peroleh ketika berinvestasi di perusahaan tersebut sebelumnya. Fungsi ini akan terjadi bila Anda berbelanja saham di harga murah lalu harganya naik tinggi sebelum akhirnya anjlok ke nilai di bawah nilai saat Anda beli.
Contohnya, Anda membeli saham ICBP 8.650 rupiah per lembar. Saat itu, jika Anda memasang trailing stop sebesar 5%, maka sistem akan secara otomatis memasarkan saham tersebut jika level harganya meraih 8.217.
Kenyataannya, harga saham ICBP sempat meroket sampai 9.325 per lembar. Dengan demikian, saham Anda akan akan dijual kalau harganya anjlok sampai 8.858 per lembar. Per 3 November 2021, harga saham ICBP turun lagi hingga 8.775. Dengan demikian, Anda masih bisa menerima laba 200 rupiah lebih per saham dari hasil investasi saham ICBP tanpa mesti mencicipi harga anjlok lagi.
Cara Memasang Trailing Stop Loss
Terdapat dua cara untuk memasang dan memakai fitur ini. Cara pertama ialah dengan cara manual sedangkan cara yang kedua yakni memakai fitur yang tersedia di aplikasi trading saham.
Cara pertama dapat dipraktekkan kalau Anda memiliki waktu dan ketabahan yang cukup untuk mengawasi dan mencatat semua pergerakan harga saham yang Anda miliki. Lain halnya dengan cara yang kedua, Anda mampu tinggal memasang fitur TLS yang tersedia di berbagai aplikasi trading.
Dengan menggunakan cara yang kedua ini, tata cara akan secara otomatis menjual saham kalau penurunan harga saham mencapai batas yang ditentukan.
Kelebihan dan Kelemahan Trailing Stop Loss
Kelebihan
- Fitur ini banyak tersedia di aplikasi atau software trading baik saham, cryptocurrency, forex maupun komoditas. Umumnya para trader juga menggunakan cara otomatis ini untuk menentukan mereka tidak mengalami kerugian.
- Mengikuti pergerakan harga saham. Seperti yang tertulis di atas, perbedaan utama antara TLS dengan stop loss biasa adalah pergerakannya yang terus mengikuti pergerakan harga saham. Akibatnya, penanam modal masih bisa menuai untung bila penurunan harga saham tersebut masih diatas biaya yang dikeluarkan.
Kekurangan
- Terbatas dengan kebijakan fraksi saham sehingga kemungkinan besar angka jual saham yang Anda miliki agak meleset dari harga yang ditargetkan. Contoh kalau Anda berbelanja saham seharga 2550 per lembar. Artinya saham tersebut masuk kategori fraksi saham 10 dan TLS yang Anda pasang yaitu 10%, maka mungkin saham Anda baru akan terjual di level harga 2.290 atau 2.300. Padahal saham tersebut sebaiknya terjual pada level harga 2.295.
- Justru bisa membuatrugi jikalau penggunaannya tidak tepat. Biasanya penanam modal akan berekspektasi kalau harga saham yang ia pegang turun tajam, maka harga saham tersebut kemungkinan besar akan terus turun sehingga perlu memakai TLS. Padahal, mampu jadi penurunan tersebut cuma sebentar dan harga saham akan naik kembali. Akibatnya, investor justru merugi alasannya adalah salah ambil keputusan.
Contohnya yaitu misalnya A berbelanja saham ABC dikala saham perusahaan tersebut di level 1000 per lembar. Di awal pembelian, A memasang TLS maksimum 10% sehingga jikalau harga saham ABC turun sampai 900 per lembar, maka tata cara akan secara otomatis memasarkan saham A. Memang saham perusahaan ABC sempat turun sampai 875 per lembar selama 5 hari pasca A berbelanja saham. Tapi pada ahad berikutnya, saham ABC justru melambung tinggi sampai 1.200 per lembar.
- Masih berkaitan dengan kekurangan nomor 2, hal ini menimbulkan TLS hanya cocok digunakan ketika pasar sedang bullish atau sedang naik. Selain itu, taktik ini juga kurang cocok untuk dipraktekkan pada saham-saham yang dirilis oleh perusahaan siklikal yakni perusahaan yang versi bisnisnya sungguh terpengaruh dengan trend, trend dan lain-lain. Oleh alasannya itu, walaupun mampu dikerjakan dengan otomatis TLS tetap harus diikuti dengan perhitungan yang matang.
Perlu Anda ketahui juga, bekerjsama nilai trailing loss tidak hanya sebatas 10%. Anda mampu mengganti nilai ini menjadi 5%, 6% dan seterusnya. Selain itu, TLS juga tidak hanya dapat dipasang dikala awal pembelian. Fitur ini dapat dipakai kapanpun yang Anda mau tentunya sehabis banyak sekali analisis yang masak.
Alternatif taktik untuk meminimalisir kerugian selain TLS adalah limit order. Limit order ialah pembatasan jumlah pembelian saham pada harga tertentu yang sudah Anda pastikan sebelumnya sehingga ketika harga menurun lebih tajam dari yang diperkirakan, maka sistem akan berhenti melaksanakan transaksi beli. Tunggu pembahasan perihal seni manajemen ini secara lengkap di Investbro.id.